SELAMAT DATANG DI BLOGSPORT RESMI POLSEK KAHAYAN HULU UTARA, Alamat : Jl.Darmosugondo no.07 Kelurahan Tumbang Miri kecamatan Kahayan Hulu utara kabupaten gunung mas KAMI SIAP MELAYANI ANDA<
Kapolsek Kahayan Hulu Utara beserta Anggota Mengucapkan " MINAL AIDIN WALFAIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN " Selamat Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 H

Senin, 13 April 2015

MENILIK SEJARAH DAYAK OUT DANUM

ot-danoem

suku dayak ot danum

Suku Dayak Ot Danum adalah suku asli Kalimantan Tengah yang asal mulanya mendiami hulu-hulu sungai sebelah utara provinsi ini, hidup tersebar di pegunungan Muller-Schwaner, sungai Mandai di Ulu Ai’, sungai Miri, dan sungai Kahayan. Populasi Ot Danum diperkirakan sebesar 78.800 orang pada tahun 2007.

Wilayah penyebaran suku Dayak Ot Danum meliputi seluruh suku Dayak di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan dan Kalimantan Barat bagian tenggara. Kelompok Dayak Rumpun Ot Danum merupakan induk bagi Rumpun Dayak Ngaju, terkadang kedua rumpun dipisahkan. Penggolongan suku-suku ke dalam rumpun-rumpun berbeda-beda menurut pendapat ilmuwan masing-masing, baik itu pembagian lama maupun terbaru.

Etimologis

Terminologi kata Ot Danum berasal dari kata ot yang berarti “orang/hulu”, sedangkan danum berarti “air/sungai”, dan Ot Danum berarti “orang hulu sungai”. Perawakan suku Dayak Ot Danum berkulit kuning menunjukkan bahwa mereka adalah ras mongoloid. Suku Dayak Ot Danum ini memiliki kerabat dekat di provinsi Kalimantan Barat yang disebut suku Dayak U’ud Danum. Secara fisik, karakter dan budaya bisa dikatakan mirip, hanya saja dibedakan karena perbedaan letak geografis.

Kelompok U’ud Danum atau Ot Danum Kalbar merupakan kelompok utama atau kelompok induk/rumpun besar yang menurunkan berbagai sub-suku bangsa Dayak yang ada di kabupaten Sintang (Dohoi dan Cihie), kabupaten Melawi (Pangin, Kenijal, Ela), Oruung Da’an di sepanjang Sungai Manday kabupaten Kapuas Hulu dan berbagai sub-suku lain yang masih sedatuk/serumpun dengan mereka. Meskipun sudah memiliki berbagai perbedaan yang cukup prinsip, misalnya dalam hal bahasa.

Asal Mula

Menurut panaturan Tetek Tatum, suku Dayak Ot Danum diperkirakan yang tertua di wilayah pulau Kalimantan (Borneo). Seluruh orang Dayak berkeyakinan bahwa nenek moyang mereka berasal dari langit yang diturunkan ke dunia dengan wadah emas di empat tempat. Dan Leluhur Dayak diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan Palangka Bulau (Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutkan Ancak atau Kalangkang) diturunkan dari langit ke dalam dunia ini di empat tempat berturut-turut melalui Palangka Bulau, yaitu:

  1. Di “Tantan Puruk Pamatuan di hulu Kahayan dan Barito”, di puncak Bukit Pamatuan, suatu dataran tinggi antara hulu sungai Kahayan dan sungai Barito. Atas kehendak Ranying Hatalla Langit (Tuhan) dengan wadah emas itu diturunkanlah seorang lelaki (sebenarnya Sang Hyang atau dewa) bernama Antang Bajela Bulau (menurut Tatum) atau Tunggul Garing Janjahunan Laut (menurut Mahanteran, dalam upacara Tiwah). Dengan kesaktiannya Antang Bajela Bulau menciptakan dua orang lelaki yang dinamainya Lambung dan Lanting (dalam Mahanteran mereka itu adalah Maharaja Bunu dan Maharaja Sangen).
  2. Di “Tatan Liang Mangan Puruk Kaminting” Ranying Hatala Langit menurunkan lagi wadah emas dan terciptalah Karangkang Ambam Penyang dalam Mahanteran, ialah Maharaja Sangiang.
  3. Di “Datah Takasiang Rakaui Sungai Malahui” di atas batu granit hitam (seperti warna hitam bulu burung tangkasiang) di hulu sungai Rakaui yang bermuara di sungai Malahui (sekarang termasuk daerah Kalimantan Barat), Tuhan menurunkan dua butir telur burung (enggang dan elang) yang ketika sampai di tanah menjelma menjadi seorang lelaki dan tiga orang perempuan. Yang lelaki bernama Litih atau Tiung Layang, kemudian menjadi Jata (mendiami dan menguasai dunia dalam air, dewa alam bawah), sedang ketiga perempuan itu masing-masing bernama Kamulung Tenek Bulau, Kameloh Putak Bulau dan Lentar Katingei Bulau. Kameloh Putak Bulau meninggal dunia, dan mayatnya hanyut ke laut hingga terdampar di pulau Mako. Namun oleh saudaranya Jata, ia dihidupkan kembali sesudah diminumkan untuknya air kehidupan.
  4. Di “Puruk Kambang Tanah Siang Hulu Barito”, terciptalah seorang putri bernama Nyai Sikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar